6 PERBUATAN YANG DAPAT MERUSAK PAHALA KEBAIKAN ( ZAKAT PUASA, SHOLAT DLL)
Dipostkan
oleh Nugie Outsider’s
Sabda
Nabi Saw :
Sittatu
asy-yaa tukhbitul a’mala
“Enam
perkara yang bias melebur amal kebaikan : sib uk mencari keburukan / aib oaring
lain , keras hati , terlalu ci nta dunia , sedikit rasa malu , panjang lamunan
/ khayalan dan kedhaliman yang tidak pernah berhenti ” (Hadis Riwayat-
Ad-Dailami dari Adi bin Hatim )
1)
Istighalu bi uyubil khalqi. Sibuk mengurus kesalahan orang lain.
Rasullullah
melarang kepada kita untuk mencari – cari keburukan orang lain , karena hal itu
secara tidak langsung telah membuka sesuatu yang seharusnya ditutupi, kecuali
kalau memang tujuannya untuk menegakkan keadilan . Hal ini dalam Alquran Qs 49
: 11 disebut juga dengan Tajasus.
Nabi
bersabda: ” Barang siapa menutupi aib seorang muaslim , maka Allah akan
menutupi aibnya ada hari kiamat.”
Dalam
hadis lain Nabi bersabda : ” Betapa bahagianya orang yang tersibukkan mencari
aib dan kekurangan dirinya jauh dari mencari aib dan kekurangan orang lain .”
Semua
kesalahan orang lain, sekecil apa pun, diketahui. Tapi kesalahan sendiri,
sebesar apa pun, dilupakan. Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk
mata tak tampak, kata peribahasa. Akibatnya, seseorang atau setiap orang sibuk
mencari, mencatat, menggugat dan mempermasalahkan kesalahan orang lain.
Sehingga persoalan tak beres-beres. Apalagi jika orang yang bersalah itu tidak
mau menerima koreksi dari orang lain yang dianggapnya sama-sama punya
kesalahan.
2)
Qaswatul qulub, keras hati.
Ini
akibat dihinggapi anasir-anasir riya, ujub, takabbur dan hasud. Pemilik hati
yang berpenyakit itu, sangat menganggu keharmonisan hidup bersama. Sebab selalu
ingin menonjolkan diri ingin mendapat pujian (riya), menganggap remeh orang
lain (takabbur), merasa hebat sendiri tanpa memerlukan orang lain (ujub), tak
suka melihat orang lain punya kelebihan (hasud).
3)
Hubbud dunya, cinta dunia.
Cinta
dunia boleh tapi jangan berlebihan , karena kita tahu bahwa dunia bukanlah
segala-galanya. Islam tidak melarang orang untuk menjadi kaya, bahkan Islam
menghendaki umatnya menjadi makmur. Dalam hadis Nabi mengatakan : ” Beramallah
engkau untuk duniamu seolah engkau akan hidup selamanya, dan beramallah engkau
untuk akhiratmu seolah engkau akan mati besok .”
Sangat
mementingkan materi, tanpa memedulikan urusan halal dan haram. Yang penting
banyak uang, banyak kekayaan. Tanggung jawab di akhirat, bagaimana nanti. Yang
penting, ambisi-ambisi duniawi terpenuhi. Sudah kaya raya, ingin mempunyai
jabatan pula. Sudah meraih jabatan, ingin berkuasa pula. Begitu terus tak ada
ujungnya.
4)
Qillatul haya, tak punya rasa malu.
Rasullullah
Saw. Merupakan satu sosok suri tauladan yang sangat besar rasa malunya . Dan
malu disini bukan malu berbuat kebaikan atau amarmarup nahi munkar, tapi malu
untuk berbuat dosa / kesalahan .
Sabda
Nabi :
”
Malu itu sebagian dari Iman .” Dalam sabda lainya berkata : ” Malu dan Iman
adalah bersatu , maka apabila dacabut salah satunya maka akan tercabut yang
lainnya.” ( Hr. Abu Nua,im )
Berbuat
apa saja, termasuk melanggar hukum dan norma, acuh tak acuh saja. Korupsi,
kolusi, nepotisme, dilakukan terang-terangan. Berbohong, manipulasi,
menyembunyikan kebenaran, sudah menjadi kebiasaan. Berbuat mesum dan merusak
etika tata krama, tanpa tedeng aling-aling. Berbagai alasan disediakan untuk
melegitimasi hal-hal itu. Tapi semuanya tetap mengacu kepada ketiadaan rasa
malu.
5)
Thulul amal, panjang angan-angan.
Allah
menganjurkan kepada kita supaya banyak berpikir , tapi berpikir dan berharap
entang sesuatu yang logis disertai dengan usaha. Bukan berpikir dan berharap
tapi tidak mau berusaha. Karena betapa hebatnya suatu ide / gagasan kalau tanpa
direalisasikan maka hanya akan menjadi sebuah lamunan.”
Mengumbar
ambisi dan rencana tanpa ditunjang kesiapan perangkat yang memadai. Hanya
mengandalkan fantasi dan untung-untungan. Siapa tahu ada invisible hand yang
tiba-tiba datang mengulurkan bantuan untuk mewujudkan semua khayalan. Di tengah
situasi dan kondisi hukum yang rancu, keadilan tidak merata, dan kejujuran
hanya sebatas omong kosong, mungkin saja perilaku gambling dapat mendatangkan
hasil di luar dugaan.
6)
Dzalimu la yantahi, berbuat zalim tanpa henti.
Dzalimu
li nafsi (zalim kepada diri sendiri), yaitu merusak hak dan kewajiban diri
sendiri sebagai hamba Allah SWT yang harus taat menjalankan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya. Dzalimu lil insan, zalim kepada sesama manusia, selalu
berbuat hal-hal yang merugikan orang lain. Dzalimu lillahi ta’ala, zalim kepada
Allah SWT, membangkang kepada segala perintah-Nya untuk berbuat baik dan benar,
serta melanggar larangan-Nya untuk menjauhi segala yang diharamkan. Sikap zalim
terus-menerus ini, akan menjadi sumber bencana kehancuran tatanan hidup manusia
dan kemanusiaan yang menyeluruh. Q.S. Yunus:13 menyatakan, kehancuran umat
terdahulu disebabkan mereka terbiasa berbuat zalim.
Belum ada Komentar untuk "6 PERBUATAN YANG DAPAT MERUSAK PAHALA KEBAIKAN ( ZAKAT PUASA, SHOLAT DLL) "
Posting Komentar
Trimakasih sudah membaca artikel kami, silahkan tinggalkan komentar jika ada keluhan mengenai link yang mati atau artikel rusak silahkan laporkan kepada kami ya !!!!